Pilih Bahasa :

Jumat, 19 April 2024

Bahayakah Mandi Malam: Mitos vs. Fakta, Apa yang Sebenarnya Terjadi?


Kalo nggak mandi, badan lengket semaleman. Tapi kalo mandi malam, nanti masuk angin. Lalu harus gimana? Jawabannya ada di sini.

“Jangan mandi malam, nanti kamu sakit.”

“Jangan mandi malam, nanti kamu masuk angin!”

Kalimat larangan ini pernah diucapkan ortu ketika kita ke kamar mandi dengan membawa handuk. Bukan di jaman kita doang kok, mitos larangan dan penyakit akibat mandi malam itu udah ada sejak ortu kita masih remaja. Makanya ortu suka risih kalau lihat kita mandi malam hari. Bahkan nggak jarang sederetan mitos-mitos diucapkan sama ortu supaya kita nggak mandi malam. Tapi kira-kira mitos itu bener nggak ya? Coba kita cek aja, nih, dari sisi kesehatan.

I. FAKTA MANDI MALAM 

Mandi malam selalu menjadi perdebatan, terutama ketika kita mendengar mitos-mitos yang menghantui kita sejak zaman nenek moyang. Tapi, apa sebenarnya fakta dan mitos tentang mandi di malam hari? Berikut ini adalah 4 fakta yang mengungkap kebenaran:

1. Mandi Malam Bikin Rematik?Faktanya

Sejauh ini belum ada bukti yang bisa menguatkan kalau mandi malam itu bisa menyebabkan penyakit rematik. Rematik lebih disebabkan oleh gaya hidup seseorang, bukan karena mandi malam. Jadi, jangan khawatir, mandi malam tidak akan membuatmu rematik.

2. Mandi Malam Menyebabkan Paru-Paru Basah? Faktanya

Paru-paru basah disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri yang berasal dari udara, bukan karena mandi malam. Jadi, jangan takut mandi malam, tapi tetap jaga kesehatan dan kebersihan.

3. Mandi Malam Mengganggu Metabolisme? Faktanya

Tergantung pada kondisi tubuh. Jika tubuh sudah merasa santai, mandi malam tidak masalah. Namun, jika tubuh lelah, sebaiknya rileks dulu sebelum mandi. Pori-pori yang masih terbuka setelah mandi bisa mempengaruhi hormon tubuh.

4. Mandi Malam Bikin Masuk Angin? Faktanya

Ini juga tergantung pada kondisi tubuh. Setelah aktivitas, sebaiknya cooling down terlebih dahulu sebelum mandi. Jadi, rileks dulu, baru mandi malam. Jangan khawatir, masuk angin bukan karena mandi malam.

Di balik banyaknya mitos, berikut manfaat mandi malam yang ternyata bisa membuat : 

a. Tubuh jadi fresh
2. Tubuh lebih bersih dan terhindar dari penyakit yang disebabkan bakteri
3. Tidur jadi lebih nyenyak
4. Metabolisme berjalan dengan baik
5. Otot jadi lebih rileks
6. Menghilangkan rasa capek
7. Melancarkan peredaran darah

II. KATA DOKTER

“Mandi malam itu sama sekali nggak berbahaya. Bahaya rematik, paru-paru basah, dan sebagainya itu cuma mitos. Adapun penyakit yang muncul setelah mandi malam, harus dilihat indikasinya. Mungkin dia sudah punya gejala sakit sebelumnya. Sebelum mandi malam memang harus dilihat dari kondisi tubuh. Sebaiknya kalau tubuh setelah beraktivitas yang melelahkan, makanya dia harus rileks dulu. Setelah sudah agak santai, maka mandi malam nggak masalah.” ujar Dr. Wieke Dewi Purnama, Sp.A - m.Kes, dari RS Hermina, Bandung.

Jadi, mari kita buang mitos dan bermandi malam dengan tenang! Tubuh kita akan lebih bersih, nyaman, dan siap untuk tidur yang nyenyak.

Rabu, 03 April 2024

Misteri Samudra Tersembunyi di Dalam Bumi: Tiga Kali Lebih Besar dari Lautan


Ilmuwan telah menemukan lautan di bawah permukaan Bumi yang ukurannya tiga kali lebih besar dari lautan di permukaan Bumi.
Penemuan itu dipublikasikan dalam jurnal Dehydration melting at the top of the lower mantle pada tahun 2014.
Persediaan air yang ditemukan tersebut tersedia dalam jumlah besar dan tersembunyi di bawah kerak Bumi.
Letak dari lautan tersebut berada 400 mil atau 643,73 kilometer di bawah tanah dan tidak bisa diakses, dikutip dari Unilad, Rabu (3/4/2024).
Ahli geofisika yang merupakan bagian dari tim penemu tersebut, Steve Jacobsen mengatakan bahwa temuan ini didapatkan setelah mempelajari gempa bumi, dilansir dari Indy100.

Dari mana asal airnya?

Pada penelitian tersebut, ilmuwan menemukan bahwa seismometer menangkap gelombang kejut di bawah permukaan Bumi.
Dari situlah ilmuwan memastikan bahwa ada air yang tertahan oleh batuan mineral yang disebut ringwoodite.
Ringwoodite berfungsi sebagai spons atau penyerap untuk sebagian besar molekul air di dalam kerak Bumi.
Penemuan ini diharapkan dapat membantu para ilmuwan menentukan bagaimana Bumi terbentuk.
Selain itu, pengembangan dari penemuan ini akan memperkuat teori bahwa air di Bumi berasal dari dalam, bukan dari luar angkasa, seperti dari asteroid atau komet.
"Saya pikir kita akhirnya melihat bukti adanya siklus air di seluruh Bumi."
"Penemuan ini dapat membantu menjelaskan betapa banyaknya jumlah air di permukaan planet yang dapat dihuni,” ungkap Jacobsen.
Jacosen juga mengatakan bahwa para ilmuwan selama ini telah mencari perairan dalam yang hilang selama beberapa dekade.
Ke depannya, Jacobsen dan timnya ingin mengetahui apakah lapisan mirip samudra ini menyelimuti seluruh Bumi atau tidak.

Mengenal ringwoodite yang menahan samudra di perut Bumi

Mineral ringwoodite pertama kali diekstraksi dari Bumi pada 2014.
Butir mineral ini ditemukan di dalam berlian yang ditambang di Brasil.
Adapun fragmen kecil dari mineral ringwoodite memiliki panjang kurang dari 40 mikrometer, dilansir dari Lets Talk Science.
Berlian tersebut awalnya berasal dari zona transisi mantel Bumi.
Zona transisi terletak beberapa ratus kilometer di bawah permukaan.
Di zona itulah suhu dan tekanan tinggi menghasilkan ringwoodite dari olivin, mineral lain yang berada di zona transisi.
Di zona transisi, olivin dipanaskan dan dikompresi yang akhirnya menjadi ringwoodite.
Akhirnya, berlian terbentuk di sekitar ringwoodite dan gunung berapi membawa berlian tersebut ke permukaan.
Sebagai gambaran, ringwoodite tidak berbentuk cair, padat, atau gas, tetapi berupa struktur molekul keempat yang terkandung dalam bantuan mantel.
Jacobsen mengatakan bahwa ringwoodite memiliki sifat seperti spons yang dapat menyerap air.
Namun, ringwoodite tersebut tidak menyerap air dalam bentuk cair, melainkan air yang masih berupa molekul H2O.
Selain itu, ia juga menuturkan bahwa mineral ini termasuk memiliki struktur yang istimewa karena memungkinkan untuk menarik hidrogen dan menahan air.

“Mineral ini dapat mengandung banyak air di dalam mantel Bumi,” ujar Jacobsen.

Apabila disamakan dengan air di permukaan Bumi, dalam ringwoodite yang mengandung 1 persen air, jumlahnya mencapai tiga kali lipat dari banyaknya air di permukaan Bumi.

Ringkasan :

Ilmuwan baru-baru ini mengungkap penemuan mengejutkan: genangan air raksasa di bawah permukaan Bumi. Ukurannya tiga kali lebih besar dari lautan yang kita kenal di permukaan. Inilah yang terjadi ketika para peneliti menggali lebih dalam dan menemukan keajaiban tersembunyi di dalam perut planet kita.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal “Dehydration Melting at the Top of the Lower Mantle,” ilmuwan menemukan persediaan air yang tersembunyi di bawah kerak Bumi. Genangan air ini berlokasi 400 mil (sekitar 643,73 kilometer) di bawah tanah dan tidak dapat diakses. Bagaimana mereka menemukannya? Mari kita jelajahi lebih lanjut:

1. Ringwoodite: Mineral Penyimpan Air.

Ilmuwan menggunakan seismometer untuk mendeteksi gelombang kejut di bawah permukaan Bumi.
Dari sini, mereka menemukan ringwoodite, mineral yang berfungsi sebagai spons atau penyerap untuk sebagian besar molekul air di dalam kerak Bumi.
Ringwoodite ini mengandung air tiga kali lebih banyak daripada semua lautan di permukaan Bumi.

2. Siklus Air Bumi

Penemuan ini membantu menjelaskan asal-usul air di Bumi. Ternyata, air berasal dari dalam, bukan dari luar angkasa seperti asteroid atau komet.
Ahli geofisika, Steve Jacobsen, menyatakan bahwa penemuan ini membuktikan adanya siklus air di seluruh Bumi.
Pertanyaan selanjutnya: Apakah lapisan mirip samudra ini menyelimuti seluruh Bumi? Para ilmuwan masih mencari jawabannya.

Misteri Tersembunyi

Genangan air ini menjadi misteri yang menarik. Tersembunyi di dalam Bumi, ia mengajarkan kita tentang kompleksitas planet kita.
Kita belum tahu pasti bentuknya, tetapi bayangkan: samudra raksasa yang mengalir di bawah kaki kita!
Ketika Bumi menyimpan rahasia, ilmuwan terus menggali dan mengungkap keajaiban yang tak terduga. Mari kita terus memperluas pengetahuan kita tentang planet tempat kita tinggal!

Postingan Populer

Komentar Yang Masuk :

Para Pendatang Dari :

Flag Counter