Pilih Bahasa :

Rabu, 06 Desember 2023

Mengapa Ada Air Asin dan Air Tawar di Bumi? : Bagaimana Proses Terjadinya?



Air tawar dan air asin adalah dua jenis air yang penting bagi kehidupan di Bumi. Keduanya berbeda dalam komposisi kimia, sifat fisik, dan jenis organisme yang dapat bertahan hidup di dalamnya.

Air tawar didefinisikan sebagai air yang memiliki konsentrasi garam terlarut yang rendah, sedangkan air asin mengandung garam terlarut dengan konsentrasi tinggi, terutama natrium klorida.

Meskipun air tawar dan air asin tampak seperti dua dunia yang sangat berbeda, keduanya sebenarnya saling berhubungan, dengan sumber air tawar sering kali mengalir ke perairan asin atau sebaliknya.

Bagaimana proses terjadinya air asin dan air tawar di bumi?

Air asin dan air tawar terbentuk melalui proses siklus air. Air tawar terbentuk melalui proses presipitasi, yaitu ketika uap air dari permukaan bumi naik ke atmosfer dan kemudian turun kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan, salju, atau es. Air asin terbentuk melalui proses evaporasi, yaitu ketika air dari permukaan bumi menguap ke atmosfer dan kemudian turun kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan, salju, atau es. Karena air laut mengandung garam dan mineral lainnya, maka air laut yang menguap akan meninggalkan garam dan mineral tersebut di laut, sehingga air yang kembali ke permukaan bumi menjadi asin.

Siklus air terjadi secara terus-menerus dan melibatkan banyak proses, seperti evaporasi, transpirasi, kondensasi, dan presipitasi. Proses-proses ini memungkinkan air untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di bumi, membentuk air tawar dan air asin yang kita kenal sekarang.

Mengapa ada air asin dan air tawar di Bumi?

Hujan dan bentuk curah hujan lainnya turun di Bumi sebagai air tawar yang sedikit asam. Saat sebagian dari air ini menyapu permukaan, secara fisik ia mengikis batuan dan secara kimiawi memecahnya.

Air tersebut kemudian membawa garam dari bebatuan ke sungai dan aliran lainnya, dan kemudian menyimpan garam di laut.

Sebagian besar perairan di daratan tetap segar karena terus-menerus diisi ulang oleh curah hujan dan memiliki setidaknya satu saluran keluar untuk menjaga pergerakan melaluinya, sehingga mineral di dalamnya tidak mencapai konsentrasi tinggi.
Namun, laut mengumpulkan semua garam dari semua aliran yang mengalir ke dalamnya, dan ketika air menguap dari laut sebagai bagian dari siklus air, bahan kimia asin tersebut akan tertinggal.

Siklus pengendapan dan akumulasi mineral ini, yang telah terjadi selama ribuan tahun, telah mengonsentrasikan garam-garam di lautan sedemikian rupa sehingga tidak lagi segar melainkan asin.
Ventilasi hidrotermal di dasar laut dan aktivitas vulkanik bawah laut juga menyumbang garam pada air laut. [Source : satu | dua | tiga | empat | lima ]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Komentar Yang Masuk :

Para Pendatang Dari :

Flag Counter