Pilih Bahasa :

Minggu, 16 Mei 2021

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 104


 

Ibnul Mundzir meriwayatkan dari as-Suddi, dia berkata,

"Ada dua orang Yahudi yang bernama Malik ibnush-Shaif dan Rifa’ ah bin Zaid. Setiap kali bertemu Nabi saw., mereka berkata kepada beliau,

‘Raa’ina pendengaranmu dan dengarlah sedangkan kamu tidak mendengamya.’

Orang-orang muslim mengira itu adalah sesuatu yang mereka gunakan untuk mengagungkan nabi-nabi mereka sehingga mereka mengatakan hal itu kepada Nabi saw…

Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): “Raa’ina”, tetapi katakanlah: “Unzhurna”, dan “dengarlah”. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih.” (al-Baqarah: 104)

Di dalam Dalaa’ilun Nubuwwah Abu Nu’aim meriwayatkan dari jalur as-Suddi ash-Shaghiir dari al-KaJbi dari Shaleh dari Ibnu Abbas, dia berkata, Raa’ina dalam bahasa Yahudi adalah sebuah celaan yang buruk. Ketika orang-orang Yahudi itu mendengar para sahabat Rasulullah berkata,

'Perdengarkanlah kata-kata itu kepada Nabi saw… ’ Sedangkan orang-orang Yahudi mengatakan hal itu dan tertawa-tawa setelah mengatakannya. (Lalu turunlah firman Allah di atas.) Ketika mendengar kata-kata itu dari mereka, Sa’ad bin Mu’adz berkata,

“Wahai musuh-musuh Allah, jika saya mendengar lagi kata-kata itu dari salah seorang kalian setelah majelis ini, sungguh saya akan penggal lehemya.”’

Ibnu Jarir meriwayatkan dari adh-Dhahhak, dia berkata,

“Dulu seseorang dari kalangan Yahudi berkata, ‘Ar’ini pendengaranmu.’ Maka turunlah ayat 104 surah al-Baqarah.”

Ibnu Jarir juga meriwayatkari dari Athiyyah, dia berkata,

“Dulu beberapa orang Yahudi selalu berkata kepada Nabi saw., ‘Ra’inaa pendengaranmu,’ hingga beberapa orang muslim ikut mengucapkannya. Sedangkan hal itu tidak disukai oleh Allah. Maka tunlah ayat 104 surah al-Baqarah.”

Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Qatadah, dia berkata, “Dulu orang-orang berkata, ‘Raa’ina pendengararunu.’ Lalu orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah dan mengatakan hal iht, maka htrunlah ayat 104 surah al-Baqarah.”

Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Atha’, dia berkata, “Dulu, itu adalah kata-kata dalam bahasa orang-orang Anshar ketika masih jahiliah. Lalu turunlah ayat 104 surah al-Baqarah.”

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abul Aliyyah, dia berkata, “Dulu, ketika berbicara kepada temannya, orang-orang Arab berkata, ‘Raa’ina pendengaranmu.’ Lalu mereka pun dilarang mengatakannya.”(sip)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Komentar Yang Masuk :

Para Pendatang Dari :

Flag Counter