Bagi Kamu yang beragama Islam, pastinya akan senantiasa memberikan beragam pengetahuan si Kecil dengan wawasan keislaman. Termasuk menceritakan pada anak mengenai burak.
Hampir 900 tahun yang lalu, dalam kisah Nabi Muhammad SAW pernah terjadi peristiwa Isra Mikraj pada suatu malam tepatnya pada tanggal 27 Rajab tahun 621 Masehi.
Dalam perjalanan suci yang ditempuh oleh Rasulullah SAW ini, dikisahkan bahwa Nabi berhasil menempuh jarak yang sangat jauh hanya membutuhkan waktu satu malam dengan menunggangi burak.
Perjalanan suci ini dilakukan oleh Rasulullah bertujuan untuk menerima perintah salat dari Allah SWT. Diceritakan bahwa burak didatangkan langsung dari surga dan pada saat itu Rasullullah SAW menungganginya ditemani malaikat Jibril.
Untuk lebih jelasnya mengenai seputar burak, berikut saya telah merangkum informasi terkait seperti apa bentuk burak? tunggangan Nabi Muhammad saat Isra Mikraj yang perlu diketahui anak agar memperkaya wawasan Islam. Yuk, simak baik-baik :
1. Apa itu burak?
Dalam KBBI definisi dari burak sendiri adalah kendaraan yang sangat cepat digunakan oleh Nabi Muhammad SAW ketika melaksanakan Isra Mikraj.
Definisi lainnya mengatakan bahwa burak merupakan sebuah tunggangan yang digunakan oleh Rasulullah SAW ketika Isra Mikraj, yakni melakukan perjalanan istimewa pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit ketujuh atau disebut sebagai Sidratul Muntaha.
Melansir dari laman resmi NU Online bahwa diketahui beberapa riwayat menjelaskan Nabi Muhammad SAW menunggangi Burak yang disebutkan:
"Dari Anas bin Malik bahwasannya Rasulullah bersabda: Didatangkan kepadaku Burak berwujudkan seekor tunggangan putih, melebihi tinggi dari keledai dan lebih rendah dari baghal, ia berupaya meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya. Setelah menungganginya, maka Burak itu berjalan membawaku hingga sampai ke Baitul Maqdis. Akut ikat (tambat) tunggangan itu di tempat biasanya para Nabi menambatkan tunggangannya (Burak)." (HR Bukhari dan Muslim).
2. Sebuah peristiwa luar biasa ketika burak enggan dinaiki Rasulullah
Terdapat fakta menarik mengenai burak yang pada mulanya ketika burak memperlihatkan sisi keliarannya, yang terkesan enggan saat ditunggangi Rasulullah SAW.
Hal tersebut telah diungkap dalam hadis Musnad Ahmad, menyampaikan bahwa dari Qatadah dan Anas, sesungguhnya Nabi Muhammad didatangkan burak yang sudah dipersiapkan pelananya (tempat duduk orang yang menunggang) untuk ditunggangi.
Namun, burak sulit untuk dikendalikan (liar), kemudian Jibril dengan sigap mengendalikannya seraya berkata, "Wahai burak! Apa yang menyebabkan engkau bersikap demikian (liar)? Demi Allah, tidak ada orang yang paling mulia yang akan menunganggi engkau kecuali beliau (Nabi Muhammad). Setelahnya, burak bercucuran keringatnya (karena malu)."
Barulah burak memahami kedudukannya sebagai kendaraan pilihan yang ditugaskan mengantar orang pilihannya yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, burak berubahlah sikapnya menjadi lebih jinak dan penuh takzim kepada Rasulullah SAW. Berikutnya, Rasulullah dan Jibril menunggangi menuju Baitul Maqdis.
3. Seperti apa bentuk burak?
Setelah mengetahui pengertian dari burak, tentunya tak lepas anak-anak dari rasa penasarannya terkait bagaimana makhluk dari burak ini. Terlepas dari pertanyaan seperti apa bentuknya dan bagaimana kecepatannya melesat hingga melebihi cahaya itu dalam peristiwa Isra Mikraj?
Disebutkan jika burak ini adalah kendaraan yang didatangkan dari surga yang memiliki kekuatan super cepat seperti kilat dan membawa Rasulullah dari Makkah ke Baitul Maqdis.
Wujud dari burak sendiri layaknya seperti binatang tunggangan berwarna putih dan memiliki ukuran lebih tinggi dari keledai namun lebih pendek dari bighal atau sejenis hewan hasil perkawinan silang antara kuda dan keledai.
Adapun ciri lain dari burak adalah langkah kakinya yang terlihat sejauh ujung pandangan. Burak bisa diikat seperti hewan tunggangan pada umumnya, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait jenis kelamin serta tentang sayap burak dan lain-lainnya.
4. Penjelasan tentang kecepatan burak, bisa melebihi cahaya dan kilat
Sudah banyak literatur Islam dan hadis yang menerangkan secara mendalam mengenai makhluk ini. Namun, ada pula fakta yang paling menarik dari burak ini mengenai laju kecepatannya.
Istilah burak berasal dari bahasa Arab kata al-burāq yang artinya "cahaya" atau "kilat". Burak diibaratkan sebuah kendaraan yang memiliki kecepatan di atas kilat atau suatu kecepatan yang dapat melebihi gerakan cahaya.
Dengan adanya kecepatan itu, burak dipilih menjadi kendaraan yang sangat cepat dalam membawa Rasulullah SAW melakukan perjalananan Isra Mikraj dari Masjidil Haram sampai ke Masjidil Al-Aqsa.
Padahal, jika diteliti lebih jauh jarak antara kedua masjid sekitar 1239 KM. Lalu, Rasulullah dibawa naik ke langit ketujuh untuk bertemu dengan Allah SWT, kemudian kembali ke bumi hanya membutuhkan waktu satu malam.
Demikian itu, burak diterangkan memiliki laju atau kecepatan layaknya kilat atau cahaya, maka bisa dikatakan burak bisa bergerak sejauh 186.000 mil atau setara 300 kilometer per detik.
Berdasarkan pada literatur yang menyelidiki menggunakan sistem paralaks, diketahui bahwa jarak antara matahari dan bumi diperkirakan 93.000.000 mil, serta dilalui oleh sinar membutuhkan waktu delapan menit.
Apabila dipikir secara logika, jarak tempuh yang terbilang jauh itu tidak memungkinkan bisa ditempuh hanya dalam beberapa waktu saja oleh burak. Tentu hal tersebut jauh dari penalaran akal manusia, namun kita sebagai umat muslim harus meyakini dan mengimani adanya peristiwa ini.
Dari Abdullah bin Mas'ud dikatakan bahwasannya Rasulullah SAW berkata:
"Aku telah disediakan buraq, aku pun duduk di belakang Jibril dan berangkatlah bersama. Ketika hendak naik kedua kaki belakangnya diangkat sejajar dengan kedua kaki depannya, dan ketika turun kedua kaki depannya sejajar dengan kedua kaki belakangnya."
Mengutip dari laman Nahdlatul Ulama Online, berbagai fenomena yang memiliki sarat makna di tengah perjalanan tersebut Rasulullah diperlihatkan.
Meskipun hal itu hanya terlihat sekilas saja sebab lajunya kecepatan burak, tetapi di dalamnya memiliki kandungan makna yang mendalam.
Suatu ketika Rasulullah SAW di dalam perjalanannya sempat melihat orangtua renta yang menjadi sebuah penanda umur dunia ini yang sebanding dengan sisa umur orangtua itu.
Selain itu, Rasulullah SAW juga ditunjukkan dengan seseorang yang memecahkan kepalanya sendiri, ditandai sebagai mereka yang berat melaksanakan salat, pembangkang zakat, pengkhianat, tukang fitnah, dan juga para pezina.
Semua kejadian di atas juga diperlihatkan kepada Rasulullah SAW dengan tujuan sebagai tanda gambaran kehidupan yang perlu siap-siap dihadapi dalam berbagai kenyataan selama bertugas sebagai orang yang diutus oleh Allah SWT.
Adanya peristiwa Isra Mikraj ini telah menunjukkan adanya kebesaran Allah SWT kepada para hamba-Nya. Hal ini sudah diterangkan secara jelas dalam surah Al-Isra' ayat 1, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْۤ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَ قْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَا ۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Sub-haanallaziii asroo bi'abdihii lailam minal-masjidil-haroomi ilal-masjidil-aqshollazii baaroknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas-samii'ul-bashiir
Artinya:
"Maha suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
5. Penjelasan tentang wujud burak
Dalam agama Islam, terdapat sebuah istilah barqu yang artinya kilat dan ditujukan pada burak tersebut yang ditemukan dalam salah satu surah Al-Qur'an yaitu surah Al-Baqarah ayat 20, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يَكَا دُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ اَبْصَا رَهُمْ ۗ كُلَّمَاۤ اَضَآءَ لَهُمْ مَّشَوْا فِيْهِ ۙ وَاِ ذَاۤ اَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَا مُوْا ۗ وَلَوْ شَآءَ اللّٰهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَاَ بْصَا رِهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Yakaadul-barqu yakhthofu abshoorohum, kullamaaa adhooo-a lahum masyau fiihi wa izaaa azhlama 'alaihim qoomuu, walau syaaa-allohu lazahaba bisam'ihim wa abshoorihim, innalloha 'alaa kulli syai-ing qodiir
1. Apa itu burak?
Dalam KBBI definisi dari burak sendiri adalah kendaraan yang sangat cepat digunakan oleh Nabi Muhammad SAW ketika melaksanakan Isra Mikraj.
Definisi lainnya mengatakan bahwa burak merupakan sebuah tunggangan yang digunakan oleh Rasulullah SAW ketika Isra Mikraj, yakni melakukan perjalanan istimewa pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit ketujuh atau disebut sebagai Sidratul Muntaha.
Melansir dari laman resmi NU Online bahwa diketahui beberapa riwayat menjelaskan Nabi Muhammad SAW menunggangi Burak yang disebutkan:
"Dari Anas bin Malik bahwasannya Rasulullah bersabda: Didatangkan kepadaku Burak berwujudkan seekor tunggangan putih, melebihi tinggi dari keledai dan lebih rendah dari baghal, ia berupaya meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya. Setelah menungganginya, maka Burak itu berjalan membawaku hingga sampai ke Baitul Maqdis. Akut ikat (tambat) tunggangan itu di tempat biasanya para Nabi menambatkan tunggangannya (Burak)." (HR Bukhari dan Muslim).
2. Sebuah peristiwa luar biasa ketika burak enggan dinaiki Rasulullah
Terdapat fakta menarik mengenai burak yang pada mulanya ketika burak memperlihatkan sisi keliarannya, yang terkesan enggan saat ditunggangi Rasulullah SAW.
Hal tersebut telah diungkap dalam hadis Musnad Ahmad, menyampaikan bahwa dari Qatadah dan Anas, sesungguhnya Nabi Muhammad didatangkan burak yang sudah dipersiapkan pelananya (tempat duduk orang yang menunggang) untuk ditunggangi.
Namun, burak sulit untuk dikendalikan (liar), kemudian Jibril dengan sigap mengendalikannya seraya berkata, "Wahai burak! Apa yang menyebabkan engkau bersikap demikian (liar)? Demi Allah, tidak ada orang yang paling mulia yang akan menunganggi engkau kecuali beliau (Nabi Muhammad). Setelahnya, burak bercucuran keringatnya (karena malu)."
Barulah burak memahami kedudukannya sebagai kendaraan pilihan yang ditugaskan mengantar orang pilihannya yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, burak berubahlah sikapnya menjadi lebih jinak dan penuh takzim kepada Rasulullah SAW. Berikutnya, Rasulullah dan Jibril menunggangi menuju Baitul Maqdis.
3. Seperti apa bentuk burak?
Setelah mengetahui pengertian dari burak, tentunya tak lepas anak-anak dari rasa penasarannya terkait bagaimana makhluk dari burak ini. Terlepas dari pertanyaan seperti apa bentuknya dan bagaimana kecepatannya melesat hingga melebihi cahaya itu dalam peristiwa Isra Mikraj?
Disebutkan jika burak ini adalah kendaraan yang didatangkan dari surga yang memiliki kekuatan super cepat seperti kilat dan membawa Rasulullah dari Makkah ke Baitul Maqdis.
Wujud dari burak sendiri layaknya seperti binatang tunggangan berwarna putih dan memiliki ukuran lebih tinggi dari keledai namun lebih pendek dari bighal atau sejenis hewan hasil perkawinan silang antara kuda dan keledai.
Adapun ciri lain dari burak adalah langkah kakinya yang terlihat sejauh ujung pandangan. Burak bisa diikat seperti hewan tunggangan pada umumnya, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait jenis kelamin serta tentang sayap burak dan lain-lainnya.
4. Penjelasan tentang kecepatan burak, bisa melebihi cahaya dan kilat
Sudah banyak literatur Islam dan hadis yang menerangkan secara mendalam mengenai makhluk ini. Namun, ada pula fakta yang paling menarik dari burak ini mengenai laju kecepatannya.
Istilah burak berasal dari bahasa Arab kata al-burāq yang artinya "cahaya" atau "kilat". Burak diibaratkan sebuah kendaraan yang memiliki kecepatan di atas kilat atau suatu kecepatan yang dapat melebihi gerakan cahaya.
Dengan adanya kecepatan itu, burak dipilih menjadi kendaraan yang sangat cepat dalam membawa Rasulullah SAW melakukan perjalananan Isra Mikraj dari Masjidil Haram sampai ke Masjidil Al-Aqsa.
Padahal, jika diteliti lebih jauh jarak antara kedua masjid sekitar 1239 KM. Lalu, Rasulullah dibawa naik ke langit ketujuh untuk bertemu dengan Allah SWT, kemudian kembali ke bumi hanya membutuhkan waktu satu malam.
Demikian itu, burak diterangkan memiliki laju atau kecepatan layaknya kilat atau cahaya, maka bisa dikatakan burak bisa bergerak sejauh 186.000 mil atau setara 300 kilometer per detik.
Berdasarkan pada literatur yang menyelidiki menggunakan sistem paralaks, diketahui bahwa jarak antara matahari dan bumi diperkirakan 93.000.000 mil, serta dilalui oleh sinar membutuhkan waktu delapan menit.
Apabila dipikir secara logika, jarak tempuh yang terbilang jauh itu tidak memungkinkan bisa ditempuh hanya dalam beberapa waktu saja oleh burak. Tentu hal tersebut jauh dari penalaran akal manusia, namun kita sebagai umat muslim harus meyakini dan mengimani adanya peristiwa ini.
Dari Abdullah bin Mas'ud dikatakan bahwasannya Rasulullah SAW berkata:
"Aku telah disediakan buraq, aku pun duduk di belakang Jibril dan berangkatlah bersama. Ketika hendak naik kedua kaki belakangnya diangkat sejajar dengan kedua kaki depannya, dan ketika turun kedua kaki depannya sejajar dengan kedua kaki belakangnya."
Mengutip dari laman Nahdlatul Ulama Online, berbagai fenomena yang memiliki sarat makna di tengah perjalanan tersebut Rasulullah diperlihatkan.
Meskipun hal itu hanya terlihat sekilas saja sebab lajunya kecepatan burak, tetapi di dalamnya memiliki kandungan makna yang mendalam.
Suatu ketika Rasulullah SAW di dalam perjalanannya sempat melihat orangtua renta yang menjadi sebuah penanda umur dunia ini yang sebanding dengan sisa umur orangtua itu.
Selain itu, Rasulullah SAW juga ditunjukkan dengan seseorang yang memecahkan kepalanya sendiri, ditandai sebagai mereka yang berat melaksanakan salat, pembangkang zakat, pengkhianat, tukang fitnah, dan juga para pezina.
Semua kejadian di atas juga diperlihatkan kepada Rasulullah SAW dengan tujuan sebagai tanda gambaran kehidupan yang perlu siap-siap dihadapi dalam berbagai kenyataan selama bertugas sebagai orang yang diutus oleh Allah SWT.
Adanya peristiwa Isra Mikraj ini telah menunjukkan adanya kebesaran Allah SWT kepada para hamba-Nya. Hal ini sudah diterangkan secara jelas dalam surah Al-Isra' ayat 1, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْۤ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَ قْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَا ۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Sub-haanallaziii asroo bi'abdihii lailam minal-masjidil-haroomi ilal-masjidil-aqshollazii baaroknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas-samii'ul-bashiir
Artinya:
"Maha suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
5. Penjelasan tentang wujud burak
Dalam agama Islam, terdapat sebuah istilah barqu yang artinya kilat dan ditujukan pada burak tersebut yang ditemukan dalam salah satu surah Al-Qur'an yaitu surah Al-Baqarah ayat 20, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يَكَا دُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ اَبْصَا رَهُمْ ۗ كُلَّمَاۤ اَضَآءَ لَهُمْ مَّشَوْا فِيْهِ ۙ وَاِ ذَاۤ اَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَا مُوْا ۗ وَلَوْ شَآءَ اللّٰهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَاَ بْصَا رِهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Yakaadul-barqu yakhthofu abshoorohum, kullamaaa adhooo-a lahum masyau fiihi wa izaaa azhlama 'alaihim qoomuu, walau syaaa-allohu lazahaba bisam'ihim wa abshoorihim, innalloha 'alaa kulli syai-ing qodiir
Artinya:
"Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Terkait wujud burak, diriwayatkan dalam hadis Imam Muslim yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Telah didatangkan kepadaku burak, yaitu hewan (dabbah) yang berwarna putih (abyadh), bertubuh panjang (thawil), lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal, dan sekali ia memijakkan kakinya yang berkuku bergerak sejauh mata memandang." (dilansir dalam kitab al-Jami' al-Sahih juz I, hlm 99).
Sesuai dengan hadis di atas, bahwa Rasulullah SAW menerangkan bahwa burak adalah dabbah. Berdasarkan penafsiran dalam bahasa Arab, dabbah artinya suatu makhluk hidup berjasad, bisa laki-laki bisa juga perempuan, berakal dan bisa juga tak berakal.
Berdasarkan penafsiran tersebut memperlihatkan bahwa umat Islam tidak bisa menentukan jenis kelamin hewan tersebut, layaknya seperti mengimani wujud malaikat.
Sesuai dengan hadis Rasulullah SAW serta beberapa literatur Islam, bisa kita simpulkan bahwa burak merupakan seekor hewan yang memiliki bulu berwarna putih, ukuran tubuh yang panjang, tingginya bisa melebihi keledai dan lebih kecil daripada bagal.
Selain itu, terdapat ciri lain pada telinganya yang bergelombang atau bergerigi, kecepatannya layaknya kilat, serta memiliki empat kaki. Sementara, terdapat satu buah tanduk di kepalanya.
Nah itulah Ma penjelasan lengkapnya mengenai seperti apa bentuk burak, tunggangan tercepat yang membawa Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan suci dalam peristiwa yang kita tahu sampai saat ini dengan sebutan Isra Mikraj.
Yuk, Ma sedini mungkin mulai ajarkan kisah ini pada anak-anak supaya bisa memperkaya pengetahuan mereka tentang wawasan agama. [Popmama.com]
"Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Terkait wujud burak, diriwayatkan dalam hadis Imam Muslim yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Telah didatangkan kepadaku burak, yaitu hewan (dabbah) yang berwarna putih (abyadh), bertubuh panjang (thawil), lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal, dan sekali ia memijakkan kakinya yang berkuku bergerak sejauh mata memandang." (dilansir dalam kitab al-Jami' al-Sahih juz I, hlm 99).
Sesuai dengan hadis di atas, bahwa Rasulullah SAW menerangkan bahwa burak adalah dabbah. Berdasarkan penafsiran dalam bahasa Arab, dabbah artinya suatu makhluk hidup berjasad, bisa laki-laki bisa juga perempuan, berakal dan bisa juga tak berakal.
Berdasarkan penafsiran tersebut memperlihatkan bahwa umat Islam tidak bisa menentukan jenis kelamin hewan tersebut, layaknya seperti mengimani wujud malaikat.
Sesuai dengan hadis Rasulullah SAW serta beberapa literatur Islam, bisa kita simpulkan bahwa burak merupakan seekor hewan yang memiliki bulu berwarna putih, ukuran tubuh yang panjang, tingginya bisa melebihi keledai dan lebih kecil daripada bagal.
Selain itu, terdapat ciri lain pada telinganya yang bergelombang atau bergerigi, kecepatannya layaknya kilat, serta memiliki empat kaki. Sementara, terdapat satu buah tanduk di kepalanya.
Nah itulah Ma penjelasan lengkapnya mengenai seperti apa bentuk burak, tunggangan tercepat yang membawa Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan suci dalam peristiwa yang kita tahu sampai saat ini dengan sebutan Isra Mikraj.
Yuk, Ma sedini mungkin mulai ajarkan kisah ini pada anak-anak supaya bisa memperkaya pengetahuan mereka tentang wawasan agama. [Popmama.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar