Pilih Bahasa :

Kamis, 29 April 2021

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 102

 


lbnu Jarir meriwayatkan dari Syahr bin Hausyab, dia berkata,

"Orang-orang Yahudi berkata, ‘Perhatikanlah Muhammad, dia mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan. Dia mengatakan bahwa Sulaiman adalah nabi seperti nabi-nabi yang lain, padahal Sulaiman adalah seorang penyihir yang dapat terbang di atas angin.’

Maka Allah menurunkan firman-Nya,

‘Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan …"’ (al- Baqarah: 102)

lbnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari Abul Aliyah bahwa dalam waklu yang cukup lama, orang-orang Yahudi menanyakan beberapa hal di dalam Taurat kepada Nabi saw… Tidak satu pun pertanyaan yang mereka sampaikan, kecuali Allah menurunkan kepada beliau jawabannya. Ketika melihat kondisi yang demikian, mereka berkata,

“Orang ini lebih tahu dari kita tentang kitab yang diturunkan kepada kita.”

Dan mereka pun menanyakan tentang sihir dan berusaha memojokkan beliau, maka Allah menurunkan firman-Nya,

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir). …” (al-Baqarah: 102).<sip>

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 99-100


 

lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Sa’id atau Ikrimah dari lbnu Abbas, dia berkata,

"lbnu Shuriya berkata kepada Nabi saw., ‘Wahai Muhammad, engkau tidak datang dengan apa yang kami ketahui. Dan Allah tidak menurunkan ayat yang jelas kepadamu.’

Maka Allah menurunkan firman-Nya,

‘Dan sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu (Muhammad), dan tidaklah ada yang mengingkarinya selain orang-orang Jasik."’ (al-Baqarah: 99)

Ketika Rasulullah diutus dan beliau menyampaikan tentang perjanjian yang ditetapkan atas mereka dan kewajiban yang ditetapkan atas mereka terhadap Nabi Muhammad, Malik lbnush Shaif berkata,

“Demi Allah, tidak ada yang ditetapkan atas kami terhadap Muhammad dan tidak ada perjanjian yang ditetapkan atas kami.”

Maka Allah ta’ala menurunkan firman-Nya,

"Dan mengapa setiap kali mereka mengikat janji, sekelompok mereka melanggarnya? Sedangkan sebagian besar mereka tidak beriman:’(al-Baqarah: 100).<sip>

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 97

 


Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas, dia berkata,

"Abdullah bin Salam mendengar informasi kedatangan Rasulullah ketika dia sedang berada di dalam kebunnya pada musim panen. Kemudian dia mendatangi Rasulullah dan berkata,

‘Saya akan bertanya kepadamu tiga hal yang hanya diketahui oleh seorang nabi. Pertama, apa tanda- tanda awal terjadinya hari kiamat? Kedua, apa makanan pertama para penghuni surga? Ketiga, bagaimana seorang anak mirip dengan ayah atau ibunya?’

Lalu Rasulullah menjawab,

‘Baru saja Jibril memberitahu saya.’ Abdullah bin Salam dengan nada terkejut bertanya, ‘Jibril?’ ‘Ya,’ jawab Rasulullah singkat.

Abdullah bin Salam berkata, ‘Dia adalah malaikat yang jadi musuh orang-orang Yahudi.’

Maka Rasulullah rnembacakan ayat,

'Katakanlah, 'Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur’an) ke dalam hatimu … ’ (HR Bukhari dalarn Kitaabut Tafsir, No. 4480.)

Syaikhul Islam Ibnu Hajjar al-Asqalani berkata di dalam kitab Fathul Baari, “Secara zhahir dari susunan riwayat tersebut, Nabi saw: membacakan ayat di atas untuk membantah keyakinan orang-orang Yahudi. Dan hal itu tidak mengharuskan ayat tersebut turun waktu itu.” Ibnu Hajjar kernudian menambahkan, “Dan inilah yang paling kuat.”

Terdapat kisah lain juga yang shaihih tentang sebab turunnya ayat di atas.

Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’i meriwayatkan dari jalur Bukair bin Syihab dari Sa’id ibnuz-Zubair, dari Ibnu Abbas, dia berkata,

“Pada suatu hari orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah, lalu berkata, 'Wahai Abul Qasim, kami akan bertanya kepadamu lima hal. Jika engkau menjawab semuanya, maka kam.i tahu bahwa engkau adalah seorang nabi.”’

Lalu Ibnu Abbas menyebutkan isi hadits tersebut. Di antaranya, orang-orang Yahudi itu menanyakan tentang apa yang diharamkan oleh Bani Israel terhadap diri mereka sendiri, tentang tanda-tanda seorang nabi, tentang petir dan suaranya, tentang bagaimana seorang anak mempunyai kelamin laki-laki atau wanita dan tentang siapakah yang membawa berita dari Iangit, yaitu ketika mereka bertanya, “Beri tahu kami siapa dia?”

Rasulullah menjawab, “Jibril.”

Salah seorang dari mereka pun berkata, “Jibril yang datang dengan membawa peperangan, pembunuhan, dan siksaan adalah musuh kami. Kalau seandainya kau katakan Mikail, sang malaikat pembawa rahmat, tetumbuhan, dan hujan, tentu akan lebih baik.”

Maka turunlah ayat di atas. (HR Ahmad dalam al-Musnad (1/274), Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa’(8/242))

lshaq bin Rahuyah dalam musnadnya dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur asy-Sya’bi bahwa suatu kali Umar pernah mendatangi orang-orang Yahudi, Lalu dia mendengar isi Taurat. Maka dia pun takjub, karena isi yang dia dengar sama dengan apa yang ada di dalam Al-Qur’an. Lalu Nabi saw. lewat di depan mereka. Maka Umar ber- tanya kepada orang-orang Yahudi,

“Demi Allah, apakah kalian tahu bahwa dia adalah seorang utusan Allah?”

Seorang pendeta mereka menjawab,

“Ya kami tahu bahwa dia adalah utusan Allah.”

Maka Umar pun menyahut,

“Lalu mengapa kalian tidak mengikuti ajarannya?”

Mereka menjawab,

“Karena ketika kami bertanya kepadanya tentang siapa yang membawa berita kenabian kepadanya, dia menjawab yang membawanya adalah Jibril. Sedangkan Jibril adalah musuh kami karena Jibril turun ke burni dengan membawa kekerasan, kesusahan, peperangan, dan kehancuran.”

Umar pun kembali bertanya,

“Lalu siapakah malaikat yang menjadi utusan Allah untuk kalian?”

Mereka menjawab,

“Dia adalah Mikail, malaikat yang turun dengan membawa air hujan dan rahmat.”

Umar kembali bertanya,

“Bagaimana posisi keduanya di sisi Allah?”

Mereka menjawab,

“Satunya di sebelah kanan dan satunya lagi di sebelah kiri-Nya.”

Maka Umar berkata,

“Sesungguhnya Jibril tidak mungkin memusuhi Mikail. Mikail juga tidak mungkin berdamai dengan musuh Jibril. Saya bersaksi bahwa keduanya dan Tuhan keduanya berdamai dengan siapa saja yang berdamai dengan mereka. Dan Dia juga berperang dengan yang mereka perangi.”

Kemudian Umar mendatangi Nabi saw. untuk memberi tahu beliau tentang hal itu. Ketika Umar baru bertemu dengan beliau dan belum menyampaikan hal ini, beliau bersabda,

“Maukah engkau saya beri tahu tentang ayat yang baru saja diturunkan kepadaku?”

Umar menjawab,

“Ya, wahai Rasulullah.”

Lalu Rasulullah membacakan firman Allah,

“Katakanlah (Muhammad), ‘Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.’ Barangsiapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril, dan Mikail, maka sesunggulmya Allah musuh bagi orang-orang kafir.” (al-Baqarah: 97-98)

Maka Umar berkata,

“Wahai Rasulullah, demi Allah saya datang dari tempat orang-orang Yahudi hanya untuk mendatangimu dan memberi tahumu tentang apa yang mereka katakan kepada saya dan apa yang saya katakan kepada mereka. Namun ternyata Allah telah mendahului saya unhtk memberi tahumu.”

Isnad hadits ini adalah shahih, akan tetapi asy-Sya’bi tidak pemah bertemu Umar. (HR lbnu Abi Syaibah dalam al-Mushanna/(41/285).)

Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari jalur lain dari asy-Sya’bi. Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari jalur as-Suddi dari Umar. Dia juga dari jalur Qatadah dari Umar. Dan kedua jalur tersebut juga terputus. lbnu Abi Hatitn meriwayatkan dari jalur lain dari Abdurrahman bin Abi Laila bahwa seorang Yahudi bertemu dengan Umar ibnul- Khaththab. Lalu orang Yahudi ini berkata,

“Sesungguhnya Jibril yang menyampaikan berita langit untuk temanmu iht adalah musuh kami.”

Umar pun menjawab,

“Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.”

Maka, turunlah ayat di atas melalui lisan Umar.

Jalur-jalur ini saling menguatkan.

Ibnu Jarir menyatakan bahwa sebab turunnya ayat tersebut adalah cerita di atas merupakan ijma’ para ulama.<sip>

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 94


 Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abul Aliyyah, dia berkata,

"Orang- orang Yahudi berkata, ‘Hanya orang-orang Yahudi yang akan masuk surga.’

Maka Allah berfirman,

'Katakanlah (Muhammad), ‘jika negeri akhirat di sisi Allah, khusus untukmu saja bukan untuk orang lain…"’ <sip>


Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 89


 Al-Hakim meriwayatkan di dalam al-Mustadrak dan al-Baihaqi di dalam Dalaa’ilun Nubuwwah, dengan sanad dhaif dari Ibnu Abbas, dia berkata,

"Dulu orang-orang Yahudi Khaibar selalu berperang dengan orang-orang Ghathfan. Setiap kali berperang, orang-orang Yahudi selalu kalah. Oleh karena itu mereka berdoa,

‘Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dengan kebenaran Muhammad, Nabi yang ummi,yang Engkau janjikan akan mengutusnya untuk kami di akhir zaman, tolonglah kami.’

Setiap kali berdoa dengan doa di atas dan kemudian berperang dengan Ghathfan, mereka pun mendapatkan kemenangan. Lalu ketika Nabi Muhammad saw. diutus, mereka tidak beriman kepada beliau. Maka Allah menurunkan firman-Nya,

'…sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir,… ’ (al-Baqarah: 89)

Ibnu Abi Hamn meriwayatkan dari jalur Sa’id atau Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang Yahudi memohon kepada Allah dengan bertawassul dengan Rasulullah sebelum beliau diutus, untuk mendapatkan kemenangan atas orang-orang Aus dan Khazraj. Ketika beliau diutus dari kalangan orang-orang Arab, mereka pun kafir dan mengingkari apa yang telah mereka katakan. Maka Mu’ adz bin Jabal,

Bisyr ibnul-Barra’, dan Dawud bin Salamah berkata,

“Wahai orang- orang Yahudi, bertakwalah kepada Allah dan masuklah Islam. Kalian dulu memohon kepada Allah dengan bertawassul kepada Muhammad untuk dapat mengalahkan kami ketika kami masih musyrik. Dan kalian beri tahu kami bahwa dia pasti akan diutus dan kalian juga pemah rnenyebutkan sifat-sifatnya sesuai dengan sifat-sifatnya saat ini.”

Maka Salam bin Misykam, salah seorang dari Bani Nadhir, berkata,

“Dia tidak datang kepada kami dengan apa yang kami ketahui. Dan yang kami sebutkan kepada kalian bukan diia.”

Maka Allah menurunkan firman-Nya,

“Dan setelah sampai kepada mereka Kitab (AI-Qur’an) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar.” (al-Baqarah: 89).<sip>


Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 80


 

Ath-Thabrani di da1am al Mu’jamul Kabir, Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abu Muhammad dari lkrimah atau Sa’id ibnuz-Zubair dari Ibnu Abbas, dia berkata,

"Ketika Rasulullah datang ke Madinah, orang- orang Yahudi mempunyai pendapat bahwa usia dunia adalah tujuh ribu tahun. Juga pendapat bahwa sesungguhnya orang-orang disiksa di dalam neraka satu hari dalam setiap seribu tahun menurut hitungan hari di akhirat. Dan siksa itu hanya selama tujuh kali, kemudian akan berhenti.

Maka Allah menurunkan firman-Nya,

‘Dan mereka berkata, "Neraka tidak akan menyentuh kami, … .’ hingga firman-Nya, ‘… Mereka kekal di dalanmya."’ (al-Baqarah: 80-81)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang Yahudi berkata,

“Kami tidak akan masuk neraka kecuali hanya memenuhi sumpah Allah. Kita hanya akan disiksa selama jumlah hari ketika kita menyembah patung lembu, yaitu selama empat puluh hari. Setelah itu siksa pun akan berhenti.”

Maka turunlah ayat di atas.

lbnu Jarir juga meriwayatkan dari lkrimah hadits yang berbeda.<sip>


Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 79

 


An-Nasa’i meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,

“Ayat ini turun kepada Ahli Kitab.”

lbnu Abi Hatim dari jalur Ikrimah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,

"Ayat ini turun kepada para pendeta Yahudi. Mereka menemukan ciri-ciri Nabi saw. termaktub di dalam Taurat, yaitu pelupuk di sekeliling matanya berwarna hitam, bertubuh sedang, berambut ikal, dan berwajah tampan. Lalu mereka menghapuskan keterangan tersebut karena kedengkian dan kezaliman mereka. Atau dengan berdusta mereka berkata,

‘Kami menemukan ciri-cirinya bertubuh tinggi, berkulit hijau, dan berambut lurus."<sip>

Kamis, 22 April 2021

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 76

 


lbnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, "Ketika peperangan dengan Bani Quraizhah, Nabi saw. berdiri di bawah benteng mereka. Lalu beliau bersabda,

‘Wahai para saudara kera! Wahai para saudara babi! Wahai hamba-hamba thaghut!’

Mereka pun berkata,

“Siapakah yang memberi tahu hal itu kepada Muhammad? Hal itu pasti berasal dari kalian. Apakah kalian menceritakan kepada mereka tentang apa yang telah diterangkan Allah kepada kalian supaya mereka dapat mengalahkan hujah kalian di hadapan Tuhan?”’

Maka turunlah ayat di atas.

lbnu Jarir meriwayatkan dari jalur Ikrimah dari Ibnu Abbas, dia berkata,

"Dulu orang-orang Yahudi, jika bertemu dengan orang-orang yang beriman mereka berkata, ‘Kami beriman bahwa teman kalian (Muhammad) adalah utusan Allah. Akan tetapi beliau diutus untuk kalian saja.’

Apabila hanya antar mereka bertemu, mereka pun berkata," Apakah dia memberi tahu orang-orang Arab
dengan hal ini?

Karena sesungguhnya kalian dulu minta bantuan kepadanya untuk mengalahkan mereka dan beliau dulu adalah bagian dari mereka."

Lalu Allah menurunkan firman-Nya, yaitu Surat Al Baqoroh ayat 76.

lbnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, "Ketika peperangan dengan Bani Quraizhah, Nabi saw. berdiri di bawah benteng mereka. Lalu beliau bersabda,

‘Wahai para saudnra kera! Wahai para saudara babi! Wahai hamba-hamba thaghut!’

Mereka pun berkata,

“Siapakah yang memberi tahu hal itu kepada Muhammad? Hal itu pasti berasal dari kalian. Apakah kalian menceritakan kepada mereka tentang apa yang telah diterangkan Allah kepada kalian supaya mereka dapat mengalahkan hujah kalian di hadapan Tuhan?”’

Maka turunlah ayat di atas.

lbnu Jarir meriwayatkan dari jalur Ikrimah dari Ibnu Abbas, dia berkata,

"Dulu orang-orang Yahudi, jika bertemu dengan orang-orang yang beriman mereka berkata, ‘Kami beriman bahwa teman kalian (Muhammad) adalah utusan Allah. Akan tetapi beliau diutus untuk kalian saja.’

Apabila hanya antar mereka bertemu, mereka pun berkata," Apakah dia memberi tahu orang-orang Arab
dengan hal ini?

Karena sesungguhnya kalian dulu minta bantuan kepadanya untuk mengalahkan mereka dan beliau dulu adalah bagian dari mereka."

Lalu Allah menurunkan firman-Nya,

Ibnu Jarir meriwayatkan dari as-Suddi, dia berkata,

"Ayat di atas turun kepada beberapa orang Yahudi yang beriman, kemudian mereka menjadi munafik. Lalu mereka mendatangi orang-orang mukmin yang berasal dari kalangan Arab dan memberi tahu mereka dengan hukuman yang pernah menimpa golongan mereka. Maka dengan kesal sebagian mereka (orang-orang Yahudi itu) berkata kepada sebagian yang lain, 'Apakah kalian menceritakan kepada orang-orang mukmin tentang hukuman yang telah diterangkan Allah kepada kalian agar mereka berkata,

‘Kami lebih dicintai dan lebih mulia di sisi Allah daripada kalian?!’"
  <<sip>>

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 62

 



Ibnu Abi Hatim dan al-Adni meriwayatkan di dalam musnadnya dari jalur lbnu Abi Najih dari Mujahid, dia berkata,

"Salman berkata, 'Saya bertanya kepada Nabi saw. tentang para penganut agama yang dulu satu agama dengan saya. Saya katakan kepada beliau juga tentang sembahyang dan ibadah mereka.

Maka turunlah firman Allah,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang- orang Nasrani dan orang-orang Sabi’in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.”

Al-Wahidi meriwayatkan dari jalur Abdullah bin Katsir dari Mujahid, dia berkata,

"Ketika Salman menceritakan kepada Rasulullah tentang kisah rekan-rekannya dulu, Rasulullah bersabda,

"‘Mereka di dalam neraka.’

Salman berkata,

“Maka bumi pun terasa gelap bagiku.”

Lalu turun firman Allah,

‘Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi… .’, hingga firman-Nya, ‘… .dan mereka tidak bersedih hati.’

Maka saya pun merasa sangat lega, seakan-akan sebuah gunung telah disingkirkan dari atas tubuh saya."’
lbnu Jarir dan lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari as-Suddi, dia berkata,

“Ayat ini turun pada rekan-rekan Salman al-Parisi (sebelum dia masuk Islam).” <<sip>>

Selasa, 20 April 2021

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 44

 


Al-Wahidi dan ats-Tsa’labi meriwayatkan dari jalur al-Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas, dia berkata,

“Ayat ini turun pada orang- orang Yahudi Madinah. Ketika itu salah seorang dari mereka berkata kepada keluarga menantu, para kerabat, dan orang-orang yang mempunyai hubungan sesusuan dengannya yang semuanya adalah muslim, 'Tetaplah pada agama kalian dan pada apa yang diperintahkan oleh orang itu (Muhammad) karena apa yang diperintahkannya adalah benar.”

Ketika itu, orang-orang Yahudi memang terbiasa menganjurkan hal itu kepada orang-orang, namun mereka sendiri tidak melakukannya.<<sip>>

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 26

 


lbnu Jarir meriwayatkan dari as-Suddi dengan sanad-sanadnya, bahwa ketika Allah membuat dua perumpamaan untuk orang-orang munafik, yaitu dalam firman-Nya,

“Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, …” (al- Baqarah: 17)

Dan firman-Nya,

"Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari /angit, …’’(al-Baqarah: 19)

Orang-orang munafik berkata,

“Allah sangat agung dan mulia, tidak layak bagi-Nya membuat perumpamaan-perumpamaan ini.”

Maka Allah menurunkan firman-Nya,

“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan …,” hingga firman-Nya, “… .Mereka itulah orang-orang yang rugi.” (al-Baqarah: 26-27)

Al-Wahidi meriwayatkan dari jalur Abdul Ghani bin Sa’id ats- Tsaqafi dari Musa bin Abdirrahman dari lbnu Juraij dari Atha’ dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Allah menyebutkan kondisi Tuhan-tuhan orangg-orang musyrik dalam firman-Nya,

‘Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, …"’ (al-Hajj: 73)

Dan ketika Allah menyebutkan tipu daya para Tuhan tersebut, Allah mengumpamakannya seperti rumah laba-laba. Maka orang- orang munafik berkata,

“Tidakkah kalian lihat, ketika Allah menyebutkan lalat dan laba-laba dalam Al-Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad, apa yang bisa Dia lakukan dengan keduanya?”

Maka Allah menurunkan ayat ini.

Namun Abdul Ghani-salah satu perawinya-sangat lemah. Abdurrazzaq di dalam tafsirnya, berkata,

“Muammar memberitahu kami dari Qatadah, 'Ketika Allah menyebutkan laba-laba dan lalat, orang-orang musyrik berkata, ‘Mengapa laba-laba dan lalat di- sebutkan dalam Al-Qur’an?’ Maka Allah menurunkan ayat ini.”’

Ibnu Abi Hatim dari Hasan al-Bashri, dia berkata, "Ketika turun firman Allah,

'Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan…" (al-Hajj: 73)

Orang-orang musyrik berkata,"Ini bukan termasuk perumpamaan-perumpamaan,’ atau, ‘Ini tidak menyerupai perumpamaan- perumpamaan.’ Maka Allah menurunkan firman-Nya,

‘Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan…"’ (al- Baqarah: 26)

Saya katakan, "Pendapat yang pertama lebih benar sanadnya dan lebih sesuai dengan awal surah. Dan penyebutan tentang orang-orang musyrik tidak sesuai dengan status surah ini sebagai surah Madianiyyah.

Adapun riwayat yang saya sebutkan dari Qatadah dan Hasan al-Bashri, disebutkan oleh al-Wahidi dari mereka tanpa sanad, dengan lafazh, ‘Orang-orang Yahudi berkata … .’, dan ini lebih sesuai." <<sip>>

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 19

 


lbnu Jarir meriwayatkan dari jalur as-Suddi al-Kabir dari Abu Malik ’ dan Abu Shaleh dari Ibnu Abbas dan dari Murrah dari lbnu Mas’ud dari sejumlah saha at, mereka berkata, "Dulu ada dua orang munafik penduduk Madinah melarikan diri dari Rasulullah menuju tempat orang-orang musyrik. Di perjalanan hujan lebat mengguyur mereka. Hujan tersebut sebagaimana disebutkan oleh Allah. swt. bahwa di dalamnya terdapat petir yang dahsyat dan kilat yang menyambar- nyambar. Setiap kali petir menggelegar, mereka menutupkan jari-jari mereka ke telinga mereka karena takut suara petir itu masuk ke gendang telinga mereka dan membunuh mereka.

Dan ketika sinar kilat berkelebat, mereka berjalan menuju cahayanya. Jika tidak ada cahaya kilat, mereka tidak dapat melihat apa-apa. Lalu keduanya kembali pulang ke tempat mereka, dan keduanya berkata,

“Seandainya saat ini pagi sudah tiba, tentu kita segera menemui Muhammad, lalu kita menyerahkan tangan kita ke tangan beliau.”

Kemudian ketika pagi tiba, keduanya menemui.beliau, lalu masuk Islam dan menyerahkan tangan mereka ke tangan beliau. Setelah itu keduanya menjadi muslirn yang baik. Lalu Allah menjadikan keadaan kedua munafik itu sebagai perumpamaan bagi orang-orang munafik yang ada di Madinah."

Setiap kali orang-orang munafik Madinah tersebut menghadiri majelis Nabi saw., mereka meletakkan jari-jari mereka di telinga karena takut mendengar jika ada wahyu yang turun yang berkenaan dengan mereka atau mereka diingatkan dengan sesuatu yang bisa membuat mereka mati ketakutan. Hal ini sebagaimana dua orang munafik tadi yang menutupkan jari-jari mereka ke telinga mereka.

“… Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, …” (al-Baqarah: 20)

Jika orang-orang muslim mempunyai harta dan anak-anak yang banyak, serta mendapatkan ghanimah atau kemenangan, mereka ikut di dalamnya dan berkata,
“Sesungguhnya agama Muhammad saw. saat ini adalah benar.”

Maka mereka pun istiqamah di dalamnya, sebagaimana dua orang munafik tersebut yang berjalan di bawah sinar kilat setiap kali sinarnya menyinari.

“… dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti…”(al-Baqarah: 20)

Jika harta dan anak-anak orang-orang muslim sedikit, dan mereka tertimpa kesulitan, mereka pun berkata,

“Ini karena agama Muhammad.” Maka, mereka pun keluar dari Islam (murtad) dan menjadi orang-orang kafir, sebagaimana dikatakan dua orang munafik tersebut di atas, ketika kilat tidak menyinari mereka. <<sip>>

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 14

 




AI-Wahidi dan ats-Tsa’labi meriwayatkan dari jalur Muhammad bin Marwan dan as-Suddi dari al-Kalabi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Ayat ini turun pada Abdullah bin Ubay dan rekan-rekannya. Pada suatu hari mereka bertemu dengan beberapa sahabat Rasulullah. Lalu Abdullah bin Ubay berkata kepada rekan-rekannya itu, ‘Lihatlah bagaimana saya menjauhkan orang-orang bodoh itu dari kalian.’

Kemudian Abdullah bin Ubay mendekati Abu Bakar dan memegang tangannya, lalu berkata,

'Selamat datang ash-Shiddiq, tuan Bani Tamim, Syekh Islam, orang kedua setelah Rasulullah ketika ‘berada di dalam goa, serta orang yang telah mencurahkan jiwa dan hartanya unruk Rasulullah.’

Lalu dia memegang tangan Umar dan berkata, ‘Selamat datang Tuan Bani Adi bin Ka’ab, al-Faruq yang kokoh dalam agama Allah, yang telah mencurahkan jiwa dan hartanya untuk Rasulullah.’

Setelah itu dia memegang tangan Ali dan berkata, ‘Selamat datang anak paman Rasulullah dan menantu beliau. Tuan Bani Hasyim setelah Rasulullah.’

Kemudian masing-masing sahabat Nabi itu pun pergi ke arah yang berbeda.

Lalu Abdullah kembali menemui rekan-rekannya dan berkata,

‘Menurut kalian bagaimana yang saya lakukan tadi? Maka jika kalian melihat mereka berkumpul, lakukan saja seperti yang saya lakukan tadi.’

Rekan-rekannya pun memuji apa yang dilakukan Ubay tadi. Kemudian orang-orang muslim menemui Nabi saw. dan memberi tahu beliau tentang hal itu, maka turunlah ayat di atas."

Isnad riwayat ini sangat lemah. Karena Suddi ash-Shaghir adalah pendusta, demikian juga dengan al-Kalbi. Abu Shaleh sendiri lemah.<<sip>>

Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh Ayat 6-7

 




Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abi Muhammad dari Ikrimah atau dari Sa’id ibnuz-Zubair dari Ibnu Abbas tentang firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 6-7,

“Sesunggulmya orang-orang kafir …”

Kafir adalah sebuah istilah dalam Islam yang digunakan untuk menyebut manusia yang tidak mau beriman (mengakui rukun Iman).

Ketika seseorang disebut muslim adalah ketika ia telah mengucapkan dua kalimah syahadah. Adapun fungsi syahadah adalah sebagai pintu gerbang masuk Islam, inti pengajaran Islam, furqon (pembeda antara muslim dan kafir), mempunyai banyak keutamaan, sebagai ikrar (penyerahan secara totalitas kepada Allah). Dari sini saja sudah bisa diambil garis tentang apa itu kafir. Ketika seseorang tidak mau mengucapkan dua kalimah syahadah maka dia disebut kafir-yahudi, nasrani, Kristen, protestan, hindu, budha, konghucu dan faham-faham lain yang mengingkari pada ketuhanan terhadap Allah SWT.
Kedua ayat ini turun pada orang-orang Yahudi Madinah.

Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Rabi’ bin Anas, dia berkata, "Dua ayat turun pada peperangan al-Ahzaab <<sip>>

Senin, 19 April 2021

Asbabun Nuzul Surat Al Fatehah

 


Meskipun keberadaan surat Al Fatihah dan artinya di awal al Quran, namun surat ini bukanlah surat yang pertama diturunkan oleh Allah Swt. Kitab Tafsir Al Baghowi menjelaskan surat Al Fatiha dan artinya turun setelah surat Al Hijr, sebagaimana dijelaskan dalam ayat 87:

“ Dan sungguh Kami telah memberikan kepadamu (Muhammad) tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang, dan Al Quran yang agung.”

Sebagaimana diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah Saw, “ surat Al Fatihah turun di Mekah dari perbendaharaan di bawah ‘arsy.”

Riwayat lain menyebutkan, Amr bin Shalih bertutur kepada Kami, “ ayahku bertutur kepadaku, dari Al Kalbi, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, ia berkata: “ Nabi berdiri di Mekah, lalu beliau membaca ‘dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam. Kemudian orang-orang Quraisy mengatakan, “ semoga Allah menghancurkan mulutmu (atau kalimat senada).”

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda sata Ubay bin Ka’ab membacakan Ummul Quran pada beliau, “ Demi zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, Allah tidak menurunkan semisal surat ini di dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al Quran. Sesungguhnya surat ini adalah as-sab’ul matsani (tujuh kalimat pujian) dan Al Quran Al Adzim yang diberikan kepadaku.”<<Sip>>

Postingan Populer

Komentar Yang Masuk :

Para Pendatang Dari :

Flag Counter