Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan bagi umat muslim. Namun terkadang timbul pertanyaan, siapakah yang paling utama menerima sedekah?
Banyak keutamaan sedekah, seperti meningkatkan keimanan kepada Allah SWT, membersihkan harta dan juga memperlancar rezeki. Sedekah juga dapat menjadi cara untuk menolong sesama.
Fahrur Mu'is dalam bukunya yang berjudul Dikejar Rezeki dari Sedekah, menjelaskan bahwa sedekah yang paling utama adalah dilakukan secara diam-diam. Sedekah kepada keluarga, saudara, kerabat ataupun orang terdekat dapat menjadi amalan yang membuahkan pahala.
Siapakah penerima sedekah yang paling utama?
Rasulullah SAW menjelaskan melalui banyak hadits tentang keutamaan sedekah. Termasuk disebutkan juga siapa yang berhak menerima sedekah.
Sedekah yang Paling Utama
1. Sedekah kepada orang yang membutuhkan
Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah Jilid 2 menjelaskan bahwa sedekah yang paling utama adalah yang paling dibutuhkan oleh orang yang menerima sedekah dan manfaatnya dapat dirasakan terus-menerus. Rasulullah SAW pernah bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ سَفْيُ الْمَاءِ
Artinya: "Sebaik-baik sedekah adalah mengalirkan (menyediakan) air" (HR Ibnu Majah).
Sedekah dengan mengalirkan air dapat menjadi sedekah yang paling utama jika dilakukan di tempat yang kekurangan air dan banyak orang mengalami kehausan. Apabila tempat tersebut tidak kekurangan air, maka paling baik adalah mengalirkan air ke sungai atau memasang saluran air.
2. Sedekah kepada orang yang memusuhi
Dalam buku Hidup Berkah dengan Sedekah karya Ustadz Masykur Arif, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk bersedekah kepada keluarga dekat yang memusuhi umatnya tersebut.
Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW:
"Sedekah paling afdhal (utama) ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi." (HR Thabrani dan Abu Dawud).
Tentunya, seseorang yang bersedekah kepada kerabat yang memusuhinya bertujuan agar mereka tidak lagi saling memusuhi serta agar hati mereka menjadi lembut dan sadar.
3. Sedekah kepada keluarga dan kerabat
Sedekah kepada keluarga dan kerabat lebih utama dibandingkan sedekah yang dilakukan untuk orang miskin.
Hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits,
"Sedekah untuk orang miskin, nilainya hanya sedekah. Sementara sedekah untuk kerabat, nilainya dua; sedekah dan silaturahmi." (HR Nasa'i).
Islam sangat melarang kepada umatnya untuk memutus tali persaudaraan. Oleh karena itu, bersedekahlah apabila ada kerabat yang memusuhi agar persaudaraan antar sesama muslim tetap terjalin.
4. Sedekah ketika sedang sehat
Mengutip dari kitab Sunan an-Nasai Jilid 2 karya Imam an-Nasa'i, Rasulullah SAW menyatakan sedekah saat dalam keadaan sehat merupakan sedekah paling utama. Sebagaimana dalam hadits shahih berikut.
٢٥٤٢ - (صَحِيحُ) أَخْبَرَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ، تَأْمُلُ الْعَيْشَ، وَتَخْشَى الْفَقْرَ إِرْوَاءُ الغَلِيلِ ) ١٦٠٢(، صَحِيحُ أَبِي دَاوُد)٢٥٥١(، ق].
Artinya: "Mahmud bin Ghailan mengabarkan bahwa Waki mengatakan dari Sufyan dari Umarah bin al-Qa'qa dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah bahwa seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, 'wahai Rasulullah! Sedekah apakah yang paling utama' Lalu beliau menjawab, "kamu bersedekah saat kamu sedang sehat, sangat menyukai harta benda, mengharapkan hidup (yang panjang), dan takut miskin'" (Irwaa'ul Ghaliil No. 1602, Shahih Abu Dawud No. 2551 dan Muttafaq 'alaih).
5. Sedekah suami kepada istrinya
Bagi seorang laki-laki yang telah berkeluarga, sedekah yang pahalanya sangat besar yaitu menafkahi istri dan anaknya. Hal ini bahkan menjadi kewajiban.
Melansir dari buku Solusi Sedekah Tanpa Uang karya Ust. Haryadi Abdullah, menafkahi istri dan anak merupakan sedekah yang pahalanya jauh lebih besar daripada bersedekah kepada orang lain.
Hal ini sebagaimana dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung." (HR Bukhari)
Dalam hadits lainnya dikutip dari kitab Bulughul Maram karya Al Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani sebagai berikut.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ) " تَصَدَّقُوا " فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ, عِنْدِي دِينَارٌ قَالَ: " تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى وَلَدِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " تَصَدَّقَ بِهِ عَلَى حَادِمِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " أَنْتَ أَبْصَرُ ". رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحْحَهُ إِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
Artinya: "Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Bersedekahlah." Lalu seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar? Kemudian Rasul mengatakan, "Bersedekahlah pada dirimu sendiri." Orang itu lalu berkata, "Aku mempunyai yang lain." Beliau bersabda, "Sedekahkan untuk anakmu." Orang itu berkata, "Aku masih mempunyai yang lain." Beliau bersabda, "Sedekahkan untuk istrimu." Orang itu berkata lagi, "Aku masih punya yang lain." Rasul menjawab, "Sedekahkan untuk pembantumu." Orang itu berkata lagi, "Aku masih mempunyai yang lain." Rasul bersabda untuk yang terakhir kalinya, "Kamu lebih mengetahui penggunaannya." (HR Abu Dawud dan Nasa'i, dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Hakim).
Sedekah merupakan amalan yang paling mudah dikerjakan, bahkan ada sedekah yang tidak memerlukan harta. Senyum dan salam yang tulus kepada sesama juga merupakan bentuk sedekah. [
detik.
com]